Mungkin di antara pembaca pernah merasakan perangkat rem mobil menjadi kurang menggigit, justru setelah melakukan penggantian seluruh kampas rem dengan yang baru. Sebenarnya kejadian ini sangat wajar sehingga Anda tak perlu panik.
Jika Anda perhatikan, umumnya kendaraan yang sudah menempuh ribuan kilometer memiliki cakram / piringan rem dengan permukaan yang sudah tidak rata lagi dan membentuk alur-alur teratur. Hal ini disebabkan keausan berlebihan di titik-titik tertentu akibat kotoran dan debu yang ikut terjepit di antara bidang gesek. Hal ini berlaku juga pada perangkat rem belakang yang umumnya menggunakan model teromol / drum.
Ketika kampas rem tipis dan diganti dengan yang baru, alur-alur pada piringan maupun drum membuat bidang gesek antara kampas rem dan piringan maupun drum menjadi tidak sempurna akibat celah-celah yang terbentuk akibat alur-alur tersebut. Hal inilah yang menyebabkan performa rem terasa merosot drastis.
Kondisi ini akan berangsur membaik dalam hitungan hari atau minggu, setelah kedua komponen yang bergesekan tersebut saling beradaptasi bentuk. Yaitu ketika alur yang membentuk tonjolan pada bidang cakram dan drum terkikis oleh gesekan kampas rem/brake pad/brake shoe, bersamaan dengan berubahnya permukaan kampas baru yang mengikuti alur pada bidang yang ia gesek.
Idealnya, sebelum mengganti kampas rem, periksa kerataan permukaan cakram / drum. Jika alur keausan terlalu ekstrem, sebaiknya ratakan dengan mesin bubut dengan catatan: ketebalan cakram masih dalam batas toleransi. Jika melewati batas, sebaiknya ganti cakram dengan yang baru demi keselamatan Anda sendiri.
Yang perlu diperhatikan: Sebaiknya jangan mengganti kampas rem pada saat yang bersamaan. Lakukan pergantian pada satu poros roda saja, misalnya pada roda depan terlebih dahulu atau roda belakang dulu, menyusul poros lainnya setelah performa rem yang sudah diganti tersebut kembali normal. Tujuannya, jika rem depan yang kita ganti baru turun performanya, setidaknya masih ada rem belakang yang masih berfungsi sempurna atau sebaliknya sehingga kendaraan tidak benar-benar kehilangan daya henti pada keempat rodanya.
Hal ini berlaku juga dengan kendaraan roda dua.
www.mediaindonesia.com
Ikuti pembaruan artikel blog Majalah Otomotif Online melalui: Facebook | Follow @MajalahOtomoti1