Kawasaki KLX 150 L. |
PT Kawasaki Motor Indonesia beberapa minggu menjelang pergantian tahun menghadirkan trail KLX 150 L. Dengan segenap perubahan termasuk ukuran tinggi dan panjang serta perbaikan standar emisi, pembaharu dari model KLX 150 S yang hadir 'menutup' tahun 2013 ini justru menjadi 'pembuka' jalan yang lebih lapang lagi, bagi Kawasaki, di ranah offroad.
Harga Rp 25.200.000 atau selisih Rp 2 juta dari model sebelumnya tidak pelak membuat KLX 150 L melaju dengan sangat leluasa di lapangnya ranah pasar sepeda motor offroad atau yang juga kerap disebut 'dirt bike' ini. Sulit rasanya jika menyandingkan motor trail 150 cc dengan harga Rp 20 jutaan, dari produsen besar, yang pun bisa digunakan di jalan raya.
Nama-nama produsen di segmen sejenis seperti KTM atau Husqvarna sama sekali tidak bisa disandingkan, baik karena perbedaan harga yang terlampau jauh atau mahal (KTM) atau saudara seatapnya yang sekadar motor hobi (Husqvarna) karena secara emisi tidak bisa memiliki STNK. Tidak juga dengan Loncin dari Cina atau nama Korea seperti Monstrac, juga Hyoshung yang pernah menyuguhkan tipe RX125 tetapi kini beralih konsentrasi ke motor sport.
Tidak semena-mena
KLX 150 L sendiri dikembangkan selama dua tahun sesuai kebutuhan terkininya. Ukuran KLX 150 L diubah mengikuti kelaziman postur tubuh pemakai rata-rata di Indonesia yang memang juga sudah berubah. Panjangnya menjadi 2.080 mm atau 'memuai' dari ukuran lama 1.980 mm. Ia juga dibuat lebih tinggi dengan jarak jok ke tanah menjadi 875 mm, sementara yang lama 830 mm. Secara total, tinggi KLX baru ini 1.145 mm (sebelumnya 1.090 mm) juga didukung oleh diameter roda yang lebih besar. Pelek depannya berukuran 21 x 1.60 dan dibalut dengan ban 2.75-21 45P, sedangkan pelek belakang 18 x 1.85 dengan ban ukuran 4.10-18 59P.
Mudah ditemui di jalan perkotaan, KLX 150 kerap menjadi 'kuda pekerja' para komuter yang secara ironis masih saja harus menemui jalan berlobang, bergelombang nan serba menggoyang sekalipun di pusat kota.
Kawasaki Indonesia juga mengambil garis besar fungsinya dengan tetap memakaikan karburator (Keihin NCV24) pada mesin berkapasitas 150 cc dengan model satu silinder SOHC itu. Alasannya, motor ini juga dipakai dalam sejumlah kompetisi oleh offroader daerah sehingga lebih "ramah" ketika dioprek, yang pun dipakai harian, masih bisa mengadopsi bensin premium. Tentu ini berbeda jika memakai mesin injeksi yang mengharuskan penggunaan bensin beroktan tinggi. Penggunaan karburator pun tak lain untuk memaklumi ketidak-tersediaan bensin RON tinggi di pelosok Indonesia.
KLX yang melaju bebas tanpa pesaing tidak lantas membuat Kawasaki Indonesia semena-mena, baik dalam hal spesifikasi, seperti juga soal harga yang cenderung ramah di kantong. Ketersedian suku cadang dan servis di banyak bengkel resmi juga menjadi satu poin lainnya mengingat cakupan Kawasaki yang lebar di Indonesia.
www.merdeka.com
Ikuti pembaruan artikel blog Majalah Otomotif Online melalui: Facebook | Follow @MajalahOtomoti1